...............................................................

...............................................................

Selasa, 2 September 2014

PENTAS MENGADU

Hati rundum sudah terluka
sedih sebak muram segala
terkadang riang ceria dan suka
rasa digambar dengan senyumnya

Manusia sering berkalih rasa
tidak tetap untuk gembira
sudah lumrah untuk bedurja
takkan tersenyum seluruh hayatnya
pasti ada waktu suramnya

merajuk pilu sedih tersedu
mungkin teringat kenangan lalu
Ingin dicerita namun kelu
Sedih dan suram terkadang sayu
kepada sapa untuk di adu

alam maya menjadi pentas
bercerita akan apa terlintas
harap sedih bisa kau pintas
harapkan dunia tahu kau lemas
dalam rialiti hidup yang pantas
tak tertahan segala ruas
tak terluas bertambah rimas

Lembaran diari menjadi pentas
kau tulis semua bertinta emas
kenangan pahit kadang kau culas
Harap tulisan menjadi teras
agar sedih kan tinggal unggas

Pohon alam menjadi pentas
Diukir rasa diri yang gegas
pada pepohon kayu keras
Agar kau ingat walau tak waras
inginkan sedihmu jadi hampas
moga hilang segala cemas

Mana lagi tempat kau adukan
sesudah beribu tempat luahan
masih gelisah hati resahan
tak bisa hilang haru biruan
walau terkeluar dari lisan
masih tak tamat segala cemasan

Di mana lagi harus di adu?
telah di cerita satu persatu
namun tiada pengubat aku
malah aku bertambah kaku
ingin tangis semahu-mahu

Rupanya ku tak sedari
Tuhan ada selalu dampingi
takkan dilupa hamba di sini
menagih rahmat dari ilahi
pujuklah hati penawar diri
agar tak bersedih lagi

Al Quran menjadi inspirasi
kalam ilahi semat di hati
firmanNya dari pemilik azali
kerna kau Dia sangat kenali
bacalah kalam pemujuk diri
seperti dahulu memujuk nabi
Adam Nuh Ibrahim Zulkifli

Karya:
PakDerih
3/9/14

Tiada ulasan:

Catat Ulasan