Dihadirinya satu teman
Yang tak ku rasa sebegini rupa
Pabila ku pandang si dia
Bagai terkena sampuk serapa
Yang tak ku rasa sebegini rupa
Pabila ku pandang si dia
Bagai terkena sampuk serapa
Dirinya tak secantik mana
Sungguh baik budi bicara
Menutup aurat itulah dia
hormat orang tua kebiasaannya
Sungguh baik budi bicara
Menutup aurat itulah dia
hormat orang tua kebiasaannya
Dulunya selalu bersama
Dulunya tiada sengketa
Dulunya kita luah rasa kata
Dulunya belajar sesama kita
Hinggakan pelik dimata keluarga
Dulunya tiada sengketa
Dulunya kita luah rasa kata
Dulunya belajar sesama kita
Hinggakan pelik dimata keluarga
Dan kini ku berpindah
untuk mengubah nasib keluarga
Segalanya telah berubah
kerna dia bukan yang dulu kala
untuk mengubah nasib keluarga
Segalanya telah berubah
kerna dia bukan yang dulu kala
Jika dulu ditimpa musibah
ku mencari si dia
Jika dulu pembawa ceria
Dengannya ku bersamanya
Jika dulu kita bersengketa
Pasti akan berbaik juga
ku mencari si dia
Jika dulu pembawa ceria
Dengannya ku bersamanya
Jika dulu kita bersengketa
Pasti akan berbaik juga
Ibarat air dicincang takan putus jua
Kini kau sudah berteman baru
Hinggakan terabainya aku
Sedihku teramatlah pilu
Ku tiada tempat untuk mengadu
Hilang sudah si penceria hidupku
Tidak kelihatan senyuman yang dulu
Hinggakan terabainya aku
Sedihku teramatlah pilu
Ku tiada tempat untuk mengadu
Hilang sudah si penceria hidupku
Tidak kelihatan senyuman yang dulu
Kehidupan ku kian celaru
Kerna hilang teman seperti kamu
Aku tiada apa untuk ditunggu
Kerna ini mungkin silapku
Kerna hilang teman seperti kamu
Aku tiada apa untuk ditunggu
Kerna ini mungkin silapku
Cuma satu yang ku ingini
ku ingin cahaya ilahi
yang dapat menerangi hidup sepi
Agar mendapat petunjuk dari Pencipta alam ini
ku ingin cahaya ilahi
yang dapat menerangi hidup sepi
Agar mendapat petunjuk dari Pencipta alam ini
Karya:
CahayaPetunjuk
28/11/2014
CahayaPetunjuk
28/11/2014
Tiada ulasan:
Catat Ulasan